Jumat, 25 September 2009

BURUNG, DITANGAN JAMAAH IED NURUL HUDA LOA BAKUNG

KHUTBAH IEDUL FITRI 1430 H, DI MASJID NURUL HUDA

SHALAT IED, DAPAT BURUNG

Shalat Ied di Masjid Nurul Huda Loa Bakung:
JAMAAH YANG BERUNTUNG DAPAT BURUNG

SHALAT Iedul Fitri yang berlangsung di Masjid Jami’ Nurul Huda Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda, Ahad 1 Syawwal 1430 Hijriyah bertepatan dengan 20 September 2009 Miladiyah dilaksanakan di bangunan baru yang masih belum selesai. Tak kurang dari 1250 jamaah yang hadir tampak gembira menggemakan takbir, tahlil dan tahmid sambil menyaksikan bangunan megah yang mereka idamkan bersama.
Laporan Badan Pengelola Masjid yang disampaikan oleh Sekretaris Umum Kunarso menyebutkan bahwa dana yang terkumpul dan digunakan untuk pembangunan masjid telah mencapai lebih dari satu milyard. Terkait dengan itu, disampaikan ucapan terimakasih kepada segenap jamaah dan dermawan yang telah berpartisipasi menginfaqkan sebagian hartanya untuk mendukung pembangunannya dan diharapkan partisipasi lebih lanjut agar bangunan masjid baru dapat diselesaikan. Bangunan masjid baru yang representatif tersebut dibangun untuk memenuhi aspirasi jamaah dan masyarakat untuk menggantikan masjid tua yang sejak lama berada di tebing sungai dan rawan longsor. Masjid baru yang dirancang mengikuti arsitektur modern masa kini, dibangun permanen berlantai dua dengan konstruksi beton bertulang, nantinya bisa jadi merupakan bangunan megah dan indah yang pertama kali terlihat jelas ketika memasuki Kota Samarinda melalui Jembatan Mahakam Ulu.
Drs. H.M. Husni Thamrin, Ketua Umum Badan Pengelola Masjid Jami’ Nurul Huda Loa Bakung yang bertindak sebagai khatib dalam khutbahnya dengan judul “Reorientasi Merayakan Iedul Fitri Berdasarkan Rangkaian Kalimat Takbir” berpesan agar tradisi penyambutan Iedul Fitri tidak terlalu jauh tenggelam dalam budaya materialistik yang menonjolkan kemewahan pakaian, kelezatan makanan dan minuman. Sebaliknya, perlu secara perlahan menggantikannya dengan budaya yang dapat memotivasi untuk meningkatkan takwa, yaitu meningkatkan nilai hidup, baik materi maupun immateri.
Khatib juga mengemukakan betapa pentingnya Dua Kalimat Syahadat sehingga Allah SWT mewajibkan kepada Ummat Muslim untuk mengucapkannya berulangkali dalam sehari semalam, untuk itu perlu memahami artinya.

JIHAD DALAM ISLAM
Menyikapi adanya berita yang marak akhir-akhir ini terkait dengan terjadinya pengeboman oleh orang yang tidak bertanggung jawab dan mengatasnamakan jihad dan Islam, khatib menjelaskan bahwa Islam adalah agama Allah yang “Syumul” mencakup segala aspek dan semua bidang kehidupan. Jihad dalam arti berperang melawan orang kafir yang sedang memerangi kaum muslimin, hanyalah salah satu bagian dari ajaran Islam, masih banyak lagi ajaran Islam selain jihad.
Dijelaskan lebih lanjut, bahwa jihad dalam arti yang luas adalah mengerahkan segala tenaga, kesempatan dan kekuatan untuk mencapai sesuau tujuan, termasuk dalam pengertian ini adalah berperang melawan musuh (jihad/Qital), menuntut ilmu, mencari solusi mengatasi problema ummat (Ijtihad). mengerahkan segala upaya fisik, mental, perasaan dan estetika dalam mengolah rasa dan jiwa (bathin). Dengan jihad yang demikian diharapkan seorang muslim dapat terhindar dari penyakit bathin seperti riya, sombong, benci, dengki, iri dan berbagai sifat buruk lainnya.

PULANG BAWA BURUNG
Kejadian ini boleh jadi yang pertama di Samarinda, bahkan mungkin di Indonesia yaitu ketika khutbah sedang berlangsung, datang seekor burung perkutut menghampiri seorang jamaah wanita dan bertengger dipangkuannya. Entah apa yang dikehendaki oleh burung, yang jelas ketika burung tersebut ditangkap oleh jamaah wanita tempatnya bertengger, sama sekali tidak ada perlawanan untuk menghindar. Bahkan yang terjadi justru sebaliknya, burung tersebut menunjukkan kegembiraannya saat dibawa pulang oleh wanita beruntung tersebut yang tidak lain adalah istri H.M. Husni Thamrin yang kebetulan menjadi Khatib Ied pagi itu.
Menyikapi adanya kejadian langka ini, HM Husni Thamrin (Ketua Umum) didampingi oleh Kunarso (Sekretaris Umum) Badan Pengelola Masjid Jami’ Nurul Huda berpesan agar tidak salah menafsirkan, walaupun ini suatu kejadian langka adalah merupakan suatu kejadian yang tidak mustahil dapat terjadi lagi lain kali, kapan jasa dan di mana saja. InsyaAllah.
Info lengkap buka: http://azkun.blogspot.com