Kamis, 31 Desember 2009

PILKET RT 44 LOA BAKUNG 3 JANUARI 2010

RT 44 Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang dalam waktu dekat, tepatnya tanggal 3 Januari 2009 akan menyelenggarakan pemilihan Ketua RT karena masa jabatan ketua RT yang ada saat ini telah berakhir. Rencana pelaksanaan pemilihan ketua RT akan dilaksanakan seperti tiga kali sebelumnya di lingkungan RT ini yang selalu dimulai dengan mengadakan penjaringan calon dan kemudian dilaksanakan pemilihan ketua RT dengan melakukan pencoblosan tanda gambar layaknya Pemilu. Masing-masing kepala keluarga mendapat undangan dan berhak memberikan satu suara dalam PILKET RT.
Proses seperti itu telah dilakukan mulai tahun 2000 yang lalu, pada saat itu pelaksana tugas Ketua RT Ir. Kunarso menggantikan ketua RT sebelumnya M. Abmrin yang pindah alamat rumah tinggalnya. Pada waktu pemilihan berlangsung dari tiga calon yang ada, Kunarso terpilih jadi Ketua RT definitif, kemudian pada saat masa jabatan Ketua berakhir pada tahun 2003 di adakan lagi pemilihan Ketua RT dan Kunarso terpilih kedua kalinya. Ketika masa jabatan kedua berakhir, diadakan pemilihan lagi pada tahun 2006 dengan proses yang sama dan Kunarso yang sudah dua kali menduduki jabatan Ketua RT sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Kunarso tidak ikut sebagai calon, maka dari tiga calon yang dipilih saat itu Sriyono memperoleh suara terbanyak dan jadi KEtua RT.
Pemilihan Ketua RT 44, selalu mendapat perhatian media masa karena dapat menjadi contoh bagi RT lainnya sekaligus sebagai latihan bagi warga menyongsong Pemilu agar terbiasa dengan pilihan berbeda.
Kebiasaan baik yang telah berlangsung berturut–turut itu, oleh Ketua RT yang ada saat ini Sriyono, ingin diadakan lagi dan ketika masa jabatan Sriyono berakhir segera menyiapkan Panitia Pemilihan dengan Balya sebagai Ketua dan Fahri sebagai Sekretaris.
Panitia telah mulai persiapannya, penjaringan sudah berlangsung dan calon sebanyak lima orang akan dipilih pada hari Ahad tanggal 3 Januari 2010.
Bagaimana dengan proses dan hasil pemilihan Ketua RT nantinya menjadi pertanyaan bagi segenap warga yang kini menunggunya. Semoga Allah SWT melimpahkan berkahnya sehingga acara dapat berlangsung dengan lancar. Media masa, baik TV, Radio, media cetak dan elektronik mendapat kesempatan untuk dapat meliput jalannya acara. InsyaAllah pemberitaannya akan bermanfaat bagi masyarakat yang ingin melihat PILKET RT yang berlangsung unik mengadopsi Pemilu di negeri ini.
http://azkun.blogspot.com Email : azkun@plasa.com

Jumat, 25 September 2009

BURUNG, DITANGAN JAMAAH IED NURUL HUDA LOA BAKUNG

KHUTBAH IEDUL FITRI 1430 H, DI MASJID NURUL HUDA

SHALAT IED, DAPAT BURUNG

Shalat Ied di Masjid Nurul Huda Loa Bakung:
JAMAAH YANG BERUNTUNG DAPAT BURUNG

SHALAT Iedul Fitri yang berlangsung di Masjid Jami’ Nurul Huda Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda, Ahad 1 Syawwal 1430 Hijriyah bertepatan dengan 20 September 2009 Miladiyah dilaksanakan di bangunan baru yang masih belum selesai. Tak kurang dari 1250 jamaah yang hadir tampak gembira menggemakan takbir, tahlil dan tahmid sambil menyaksikan bangunan megah yang mereka idamkan bersama.
Laporan Badan Pengelola Masjid yang disampaikan oleh Sekretaris Umum Kunarso menyebutkan bahwa dana yang terkumpul dan digunakan untuk pembangunan masjid telah mencapai lebih dari satu milyard. Terkait dengan itu, disampaikan ucapan terimakasih kepada segenap jamaah dan dermawan yang telah berpartisipasi menginfaqkan sebagian hartanya untuk mendukung pembangunannya dan diharapkan partisipasi lebih lanjut agar bangunan masjid baru dapat diselesaikan. Bangunan masjid baru yang representatif tersebut dibangun untuk memenuhi aspirasi jamaah dan masyarakat untuk menggantikan masjid tua yang sejak lama berada di tebing sungai dan rawan longsor. Masjid baru yang dirancang mengikuti arsitektur modern masa kini, dibangun permanen berlantai dua dengan konstruksi beton bertulang, nantinya bisa jadi merupakan bangunan megah dan indah yang pertama kali terlihat jelas ketika memasuki Kota Samarinda melalui Jembatan Mahakam Ulu.
Drs. H.M. Husni Thamrin, Ketua Umum Badan Pengelola Masjid Jami’ Nurul Huda Loa Bakung yang bertindak sebagai khatib dalam khutbahnya dengan judul “Reorientasi Merayakan Iedul Fitri Berdasarkan Rangkaian Kalimat Takbir” berpesan agar tradisi penyambutan Iedul Fitri tidak terlalu jauh tenggelam dalam budaya materialistik yang menonjolkan kemewahan pakaian, kelezatan makanan dan minuman. Sebaliknya, perlu secara perlahan menggantikannya dengan budaya yang dapat memotivasi untuk meningkatkan takwa, yaitu meningkatkan nilai hidup, baik materi maupun immateri.
Khatib juga mengemukakan betapa pentingnya Dua Kalimat Syahadat sehingga Allah SWT mewajibkan kepada Ummat Muslim untuk mengucapkannya berulangkali dalam sehari semalam, untuk itu perlu memahami artinya.

JIHAD DALAM ISLAM
Menyikapi adanya berita yang marak akhir-akhir ini terkait dengan terjadinya pengeboman oleh orang yang tidak bertanggung jawab dan mengatasnamakan jihad dan Islam, khatib menjelaskan bahwa Islam adalah agama Allah yang “Syumul” mencakup segala aspek dan semua bidang kehidupan. Jihad dalam arti berperang melawan orang kafir yang sedang memerangi kaum muslimin, hanyalah salah satu bagian dari ajaran Islam, masih banyak lagi ajaran Islam selain jihad.
Dijelaskan lebih lanjut, bahwa jihad dalam arti yang luas adalah mengerahkan segala tenaga, kesempatan dan kekuatan untuk mencapai sesuau tujuan, termasuk dalam pengertian ini adalah berperang melawan musuh (jihad/Qital), menuntut ilmu, mencari solusi mengatasi problema ummat (Ijtihad). mengerahkan segala upaya fisik, mental, perasaan dan estetika dalam mengolah rasa dan jiwa (bathin). Dengan jihad yang demikian diharapkan seorang muslim dapat terhindar dari penyakit bathin seperti riya, sombong, benci, dengki, iri dan berbagai sifat buruk lainnya.

PULANG BAWA BURUNG
Kejadian ini boleh jadi yang pertama di Samarinda, bahkan mungkin di Indonesia yaitu ketika khutbah sedang berlangsung, datang seekor burung perkutut menghampiri seorang jamaah wanita dan bertengger dipangkuannya. Entah apa yang dikehendaki oleh burung, yang jelas ketika burung tersebut ditangkap oleh jamaah wanita tempatnya bertengger, sama sekali tidak ada perlawanan untuk menghindar. Bahkan yang terjadi justru sebaliknya, burung tersebut menunjukkan kegembiraannya saat dibawa pulang oleh wanita beruntung tersebut yang tidak lain adalah istri H.M. Husni Thamrin yang kebetulan menjadi Khatib Ied pagi itu.
Menyikapi adanya kejadian langka ini, HM Husni Thamrin (Ketua Umum) didampingi oleh Kunarso (Sekretaris Umum) Badan Pengelola Masjid Jami’ Nurul Huda berpesan agar tidak salah menafsirkan, walaupun ini suatu kejadian langka adalah merupakan suatu kejadian yang tidak mustahil dapat terjadi lagi lain kali, kapan jasa dan di mana saja. InsyaAllah.
Info lengkap buka: http://azkun.blogspot.com

Selasa, 17 Februari 2009

KANDUNGAN CERITA HONOCOROKO

KANDUNGAN CERITA HONOCOROKO
(Penjaga dan Pembawa Pesan yang Menjadi Korban)
Oleh : Kunarso *)
KANDUNGAN cerita dalam kaitan nama Aksara Jawa yang sering disebut sebagai “HONOCOROKO”, memiliki makna yang bernilai tinggi, mengingatkan kita semua untuk selalu membangun dan memelihara komunikasi agar terhindar dari salah persepsi dalam memberi, menjaga dan membawa pesan sehingga dapat dicegah dan dihindari adanya pertengkaran dan permusuhan yang dapat merugikan berbagai pihak.
Nama Honocoroko sendiri diambil dari baris pertama dalam deretan Aksara Jawa, yang lengkapnya adalah sebagai berikut :

HO NO CO RO KO
DO TO SO WO LO
PO DHO JO YO NYO
MO GO BO TO NGO

Dua puluh Aksara Jawa yang tersusun dalam empat baris itu dalam sejarahnya memiliki muatan cerita :
Ono Caroko = ada utusan (abdi setia)
Doto Sawolo = saling berseteru
Podho Joyonyo = sama-sama sakti
Mogo Bothongo=Keduanya jadi bangkai

Dalam cerita, adalah seorang Satria namanya Ajisaka yang tinggal di sebuah pulau terpencil bersama dua orang abdi setianya, yaitu Dora dan Sembodo. Pada suatu hari Ajisaka bertekad untuk memperbaiki hidupnya dengan hijrah pergi ke ibukota kerajaan. Dora diajak ikut, sedangkan Sembodo tetap ditinggal di pulau dengan dititipi sebuah keris. Ajisaka berpesan agar keris tersebut dijaga dan disimpan, jangan sampai diberikan kepada orang lain. Sebagai abdi yang setia, maka pesan itupun diterima dan disanggupinya dengan tekad akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Kemudian setelah sekian lama, berbagai liku-liku perjalanan hidup dilaluinya, Ajisaka sukses menjadi Raja. Ketika itu, Ajisaka memerasa perlu untuk mengambil kerisnya, maka diutuslah Dora untuk menemui Sembodo guna meminta kembali keris yang dititipkan.Apa yang terjadi kemudian, sungguh diluar dugaan, kedua abdi yang setia, thaat dan sangat hormat itu merasa berada pada posisi yang berseberangan. Masing-masing abdi tidak ingin melanggar dan mengabaikan pesan Ajisaka. Sulitnya, kondisi pada saat itu tidak memungkinkan untuk berkomunikasi kembali sehingga masing-masing tetap berpegang teguh pada pesan awal yang diterimanya.Ketika Dora datang menyampaikan pesan Ajisaka yang mengutusnya untuk mengambil keris, maka Sembodo tidak mau menyerahkan keris tersebut. Sikap ini adalah sesuai dengan pesan yang diterima sebelumnya. Kedua Abdi setia itupun saling bersikukuh melaksanakan pesan Ajisaka, yang satu tidak mau memberikan keris yang dititipkan Ajisaka kepadanya, sementara itu yang satu lagi bertekat tidak akan kembali kepada Ajisaka yang kini menjadi Raja sebelum keris dibawa serta.Pertengkaranpun terjadi tak terhindarkan lagi. Kedua abdi saling memperebutkan keris dengan mengeluarkan tenaga, kemampuan dan kesaktian yang dimilikinya untuk merebut dan membela diri. Kekuatan keduanya berimbang, tidak ada yang mau mengalah dan akhirnya keduanyapun jadi korban, tewas menjadi bangkai tertusuk keris.Adapun pelajaran berharga dari cerita yang penuh makna itu adalah betapa penting dan perlunya membangun serta memelihara komunikasi antar berbagai pihak sejak dini secara rutin maupun berkala, terus-menerus dan tidak terhenti.Lebih-lebih pada era modern seperti sekarang ini, ketika alat komonikasi sudah semakin canggih dan hampir tak terhalangi, sungguh amat sayang jika masih ada pihak yang belum paham, tidak mengerti dan tidak mau belajar teknologi informasi.
Penegakan disiplin kehadiran pegawai yang belakangan ini menggunakan alat deteksi sidik jari sebagai perekam data kehadiran pegawai, tidak mustahil pada saatnya nanti dapat menimbulkan perbedaan persepsi. Apalagi jika petugas yang menangani kurang memahami makna hakiki dari penggunaan alat pendeteksi yang masih perlu dikonformasi dengan fakta sebenarnya yang terjadi. Bisa jadi, ada pegawai yang pada suatu hari sudah hadir dan bekerja tetapi karena sesuatu hal baik karena lupa atau karena ada hal lain tidak atau terlambat menempelkan jari. Jika hanya mengandalkan data mati dan tidak disertai komunikasi, maka keputusan salah akan dapat terjadi, yaitu memotong uang insentif pegawai yang dianggapnya mangkir atau terlambat tidak permisi.
Begitu pula, ketika Gubernur Kaltim menaruh perhatian besar dalam penegakkan hukum berkaitan dengan pemberantasan korupsi, bersamaan dengan itu juga menghendaki adanya suasana kondusif bagi pegawai dalam melaksanakan tugas sehari-hari, maka dibentuklah KORMONEV (Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi). Wakil Gubernur sebagai ketua Kormonev dengan beberapa anggotanya bertugas untuk mengawasi, mencermati, meneliti, mendalami semua laporan yang masuk terkait korupsi. Laporan akan dievaluasi, jika memang ada bukti kuat maka akan ditindak lanjuti. Apabila terbatas pada administrasi akan ditindak lanjuti Bawasprov, sedangkan yang memang benar ada tindak pidana maka ditindak lanjuti oleh pihak Kepolisian, Kejaksaan atau KPK. Gubernur berpesan agar pegawai yang dipanggil KPK, Kejaksaan atau Polisi mendapatkan ijin dari Gubernur. Yang diperlukan kemudian adalah kejelasan aturan agar tidak terjadi salah persepsi bagi aparat pelaksananya. Intinya, komunikasi perlu diperjelas, terus berlanjut, tidak terhenti.
InsyaAllah dengan komunikasi yang terus berlanjut dipelihara dan diperbaharui, dapat dicegah jatuhnya korban yang merugikan berbagai pihak, baik pemberi, penjaga, penerima dan pembawa pesan, termasuk aparat penegak hukum yang mendapat pesan dan bertugas mengamankan pelaksanaan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

*) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur. http://loabakungceriablogspot.com

Sabtu, 17 Januari 2009

GERHANA TAHUN 1430 HIJRIYAH - 2009 M

MENYIKAPI FENOMENA ALAM GERHANA
GERHANA MATAHARI CINCIN
Senin, 26 Januari 2009 Miladiyah = 29 Muharram 1430 Hijriyah
Gerhana mulai pukul 11.56 WIB = 12.56 WITA
Mulai Gerhana Cincin pkl 13.03 WIB = 14.03 WITA
Tengah Gerhana pukul 14.59 WIB = 15.59 WITA
Akhir Gerhana Cincin pkl 16.55 WIB = 17.55 WITA
Gerhana berakhir pukul 18.01 WIB = 19.01 WITA

GERHANA BULAN PENUMBRAL
Senin, 9 Februari 2009 Miladiyah = 15 Safar 1430 Hijriyah
Gerhana mulai pukul 19.37 WIB = 20.37 WITA
Tengah Gerhana pukul 21.38 WIB = 22.38 WITA
Gerhana berakhir pukul 23.39 WIB = 24.39 WITA

Gerhana Matahari = kusuf
Gerhana bulan = khusuf

Laksanakan Shalat Gerhana, tentang caranya silahkan buka :
http://azkun.blogspot.com
http://loabakungceria.blogspot.com
http://nurda-azkun.blogspot.com
http://nuruzzaman-azkun.blogspot.com

Sabtu, 03 Januari 2009

TATACARA SHALAT GERHANA

TATACARA SHALAT GERHANA
OLEH : MUHAMMAD ALI ALHAMIDY

A. MACAM-MACAM GERHANA :
1. Gerhana matahari ( kusuf )
2. Gerhana bulan ( khusuf )
B. TATACARA SHALAT GERHANA
1. Sebelum shalat gerhana, diadakan penggilan dengan ucapan as shalatu jami’ah”. Tanpa adzan dan iqamat.
خـســفـت الـشــمـس عـلى عــهـد رسـول الله صـلى الله عـلـيــه و ســلـم فـبــعـث مـنــاديـا الـصــلاة جــامـعــة
Telah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah saw. lalu beliau mengirim utusan ( yang berseru ) “ash shalatu jami’ah” ( mari shalat berjamaah ! ) ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Aisyah r.a. )
2. Shalat gerhana dilukakan sebanyak dua raka’at.
خـسـفـت الـشـمـس عـلـى عـهـد رسـول الله صـلـى الله عـلـيـه و سـلـم فـبعـث مـنـاديـا الـصـلاة جـامـعـة فـقــام فـصـلـى اربـع ركـعـات فـى ركـعـتــيـن و اربـع سـجــدات
Telah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah saw. lalu beliau mengirim utusan ( yang berseru ) “ash shalatu jami’ah” ( mari shalat berjama’ah ). Lantas beliau berdiri, lalu beliau shalat dengan empat kali ruku’ dalam dua raka’at dengan empat kali sujud ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Aisyah r.a. )
3. Bacaan surah atau ayat dinyaringkan.
صـلـى صـلاة الـكـسـوف فـجـهـر فـيـهــا بـالـقـراءة
Nabi shalat gerhana, lalu beliau nyaringkan bacaan padanya ( H.R. Tirmidzi dan beliau mengesahkannya dari Aisyah r.a. )
4. Pada setiap raka’at shalat gerhana dilakukan :
a. Dua kali ruku’ dan dua kali sujud, atau
فـصـلـى اربـع ركـعـات فـى ركـعـتــيـن و اربـع سـجــدات
Lalu beliau saw. shalat empat kali ruku’ dalam dua raka’at dan empat kali sujud ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Aisyah r.a. )
b. Tiga kali ruku’ dan dua kali sujud, atau
فـصـلـى سـت ركـعـات بـاربـع سـجـدات
Lalu beliau saw. shalat enam kali ruku’ dengan empat kali sujud ( H.R. Ahmad, Muslim dan Abu Daud dari Jabir )
c. Empat kali ruku’ dan dua kali sujud, atau
صـلـى ثـمـانـى ركـعـات فـى اربـع ستجــدات
Beliau saw. shalat delapan kali ruku’ dengan empat kali sujud ( H.R. Ahmad, Muslim, Abu Daud dan Nasa-i dari Ibnu Abbas )
d. Lima kali ruku’ dan dua kali sujud
وركـع خـمـس ركـوعـات و سـجــدتـيـن
Dan beliau ruku lima kali dengan dua kali sujud ( H.R. Abu Daud dan Abdullah bin Ahmad dalam al Musnad dari Ubay bin Ka’ab r.a. )
Keterangan :
Yang sering diamalkan adalah tatacara ruku’ yang pertama ( a ), yaitu setiap raka’atnya ada dua kali ruku’ dan dua kali sujud. Atau dalam dua raka’at ada empat kali ruku’ dan empat kali sujud
5. Tatacara ruku’ shalat gerhana :
a. Dua ruku’, yaitu : ( 1 ) ruku ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri sambil membaca dzikir I’tidal lalu membaca surah atau ayat, ( 2 ) kemudian ruku lagi ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri lagi ( membaca dzikir I’tidal ), kemudian sujud.
b. Tiga ruku’, yaitu : ( 1 ) ruku’ ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri sambil membaca dzikir I’tidal lalu membaca surah atau ayat, ( 2 ) kemudian ruku’ ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri sambil membaca dzikir I’tidal lalu membaca surah atau ayat, ( 3 ) kemudian ruku’ ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri ( membaca dzikir I’tidal ), kemudian sujud
c. Empat ruku’, yaitu : ( 1 ) ruku’ ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri sambil membaca dzikir I’tidal lalu membaca surah atau ayat, ( 2 ) kemudian ruku’ ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri sambil membaca dzikir I’tidal lalu membaca surah atau ayat, ( 3 ) kemudian ruku’ ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri sambil membaca dzikir I’tidal lalu membaca surah atau ayat, ( 4 ) kemudian ruku’ ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri ( membaca dzikir I’tidal ), kemudian sujud
d. Lima kali ruku’, yaitu : ( 1 ) ruku’ ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri sambil dzikir I’tidal lalu membaca surah atau ayat, ( 2 ) kemudian ruku’ ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri sambil membaca dzikir I’tidal lalu membaca surah atau ayat, ( 3 ) kemudian ruku’ ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri sambil membaca dzikir I’tidal lalu membaca surah atau ayat, ( 4 ) kemudian ruku’ ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri sambil membaca dzilir I’tidal lalu membaca surah atau ayat, ( 5 ) kemudian ruku’ ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri ( membaca dzikir I’tidal ), kemudian sujud.
فـقــام فـكــبـر و صـف الـنـاس وراءه فـاقـتـرأ قـراءة طـويـلـة ثـم كـبـر فـركـع ركـوعـا طـويـلا هـو ادنـى مـن الـقـراءة الاولى ثـم رفـع رأسـه فـقـال سـمـع الله لـمـن حـمـده ربـنـا و لـك الـحــمـد ثـم قـام فـاقـتـرأ قـراءة طـويـلـة هي ادنـى مـن الـقـراءة الاولـى ثـم كـبـر فـركـع ركـوعـا طـويـلا هـو ادنـى مـن الـكـوع الاول ثـم قـال سـمع الله لـمن حـمـده ربـنـا و لـك الـحـمـد ثـم سـجــد
Maka beliau saw. berdiri lalu bertakbir dan orang-orang berbaris di belakangnya. Lalu beliau membaca surah yang panjang. Kemudian beliau ruku’ yang panjang yang lebih pendek daripada bacaan surah pertama ( sebelum ruku’ ). Kemudian beliau mengangkat kepalanya sambil membaca sami’allahu liman hamidah rabbana wa lakal hamdu, kemudian terus berdiri lalu membaca surah/ayat panjang yang lebih pendek daripada bacaan surah/ayat pertama ( sebelum ruku’ ). Kemudian bertakbir lalu ruku’ yang lebih pendek dari ruku’ pertama. Kemudian mengucap sami’allahu liman hamidah rabbana wa lakal hamdu. Kemudian beliau sujud …. ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Aisyah r.a. )
6. Panjang atau lamanya waktu dalam mengerjakan shalat gerhana :
a. Raka’at pertama lebih panjang daripada raka’at kedua.
b. Bacaan Al Fatihah dan surah di raka’at pertama diakukan seukuran bacaan surah Al Baqarah
c. Ruku’ dan sujud dilakukan relatif lama
d. Berdiri setelah ruku pertama lebih pendek daripada berdiri sebelum ruku’. Dan berdiri setelah ruku berikutnya lebih pendek daripada berdiri setelah ruku’ sebelumnya
خـسـفـت الـشـمـس عـلـى عـهـد رسـول الله صـلـى الله عـلـيــه و سـلـم فـقـام قـيـامـا طـويـلا نحـوا مـن سـورة الـبـقـرة ثـم ركـع ركـوعـا طـويـلا ثـم رفـع فـقـام قـيـامـا طـويـلا و هـو دون الـقـيـام الاول ثـم ركـع ركـوع الاول و هـو دون الـركـوع الاول ثـم سـجـد ثـم قـام قـيـامـا طـويـلا و هـو دون الـقـيـام الاول ثـم ركـع ركـوعـا طـويـلا و هـو دون الـركـوع الاول ثـم رفـع فـقـام قـيـامـا طـويـلا و هـو دون الـقـيـام الاول ثـم ركـع ركـوعـا طـويـلا و هـو دون الـركـوع الاول ثـم سـجـد ثـم انصـرف
Telah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah saw. Lalu beliau berdiri ( shalat ) yang lama seukuran surah Al Baqarah. Kemudian beliau ruku’ yang lama. Kemudian beliau mengangkat kepalanya dan berdiri yang lama, tetapi lebih pendek dari berdiri pertama ( sebelum ruku’ ), kemudian beliau sujud. Kemudian beliau berdiri yang lama, tetapi lebih pendek dari berdiri pertama ( raka’at pertama ). Kemudian beliau ruku’ yang lama, tetapi lebih pendek dari ruku’ pertama ( di raka’at pertama ). Kemudian beliau berdiri yang lama, tetapi lebih pendek dari berdiri pertama. Kemudian beliau ruku’ yang lama, tetapi lebih pendek dari ruku’ pertama. Kemudian beliau sujud. Serta kemudian beliaupun salam ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Abbas )
7. Setelah shalat diadakan khutbah
ثـم قـام فـخـطـب الـنـاس فـاثـنـى عـلـى الله بـمـا هـو اهــلـه
Kemudian beliau saw. berdiri, lalu berkhutbah kepada orang banyak sambil menyanjung kepada Allah sesuai dengan kelayakan yang Dia miliki ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Aisyah )

8. Amaliyah-amaliyah yang diperintahkan/dianjurkan ketika terjadi gerhana :
a. Segera melaksanakan shalat gerhana dengan berjama’ah
فـاذا رايأتــمـوهـمــا فـافــزعـوا الـى الـصــلاة
Bila kamu melihat terjadinya dua gerhana tersebut, maka bersegeralah menuju shalat ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Aisyah )
b. Banyak berdoa kepada Allah
فـاذا رايــتـمــوهـمــا فـادعـوا الله تـعــالـى و صــلـوا
Bila kamu meliahat kejadian dua gerhana tersebut maka segeralah berdoa kepada Allah dan shalatlah ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Mughirah r.a. )
c. Banyak berdzikir kepada Allah
فـاذا رايــتـم ذلـك فـاذكـروا الله
Bila kamu melihat yang demikian itu ( gerhana ), maka berdzikirlah kepada Allah ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas )
d. Banyak beristighfar kepada Allah
فـاذا رايــتـم شـيــئـا مـن ذلـك فـافــزعـوا الـى ذكـر الله و دعــائه و اســتـغـفــاره
Bila kamu melihat sesuatu dari yang demikian ( gerhana ), maka segeralah berdzikir kepada Allah, berdoa kepadaNya dan beristighfar ( minta ampun ) kepadaNya ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Musa r.a. )
e. Banyak bersedekah
f. Banyak bertakbir
فـادعـوا الله و كـبـروا و تـصـدقـوا و صـلـوا
Maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, bersedekahlah dan shalatlah ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Aisyah r.a. )
g. Memerdekakan hamba sahaya ( budak )
لـقــد امـر رسـول الله صألـى الله عـلـيــه و سـلـم بـالعـتــاقـة فـى كـســوف الـشـمــس
Sesungguhnya Rasulullah saw. menyuruh memerdekakan hamba sahaya disaat gerhana matahari ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Asma’ binti Abu Bakar )
9. Tadabbur ( renungan ) tentang gerhana :
a. Gerhana matahari dan bulan adalah dua dari tanda-tanda kekuasaan Allah yang selalu terjadi di alam semesta ini
b. Terjadinya gerhana adalah karena kekuasaan Allah, bukan karena hidup atau matinya seseorang
c. Jangan mengaitkan gerhana dengan syirik, khurafat atau dongeng seperti menganggap terjadinya gerhana karena matahari atau bulan sedang ditelan oleh seekor naga atau binatang besar
ان الـشــمـس و الـقــمـر آيـتــان مـن آيــات الله لا يـنـكــسـفــان لـمــوت احــد و لا لـحــيـاتـه
Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana tidak terjadi pada keduanya karena kematian atau hidupnya seseorang ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Al Mughirah bin Syu’bah )